Berkurban adalah salah satu ibadah penting dalam Islam yang dilakukan pada hari raya Idul Adha. Hikmah qurban tidak hanya terletak pada ritual penyembelihan hewan, tetapi juga pada makna mendalam yang terkandung di dalamnya.
Berkurban berarti menunjukkan ketaatan kepada Allah, meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Berikut teks asli dari Fiqh Manhaji Juz 1 halaman 231-232:
الحكمة من مشروعيتها:
ينبغي أن تعلم أن الأضحية عبادة، وأن كل ما قد يكون لها من حكمة وفائدة يأتي بعد فائدة الخضوع للمعنى التعبدي الذي فيها، شأن كل عبادة من العبادات.
ثم إن من أبرز المعاني المتعلقة بالأضحية إحياء معنى الضحية العظمى التي قام بها إبراهيم عليه الصلاة والسلام، إذ ابتلاء الله تعالى بالأمر بذبح ابنه، ثم فداه الله بذبح عظيم كان كبشا أنزله الله إليه وأمره بذبحه، بعد أن مضى كل من إبراهيم وابنه عليهما السلام، ساعيا بصدق لتحقيق أمره عز وجل.
أضف إلى ذلك: ما فيها من المواساة للفقراء والمعوزين وإدخال الشرور عليهم وعلى الأهل والعيال يوم العيد، وما ينتج عن ذلك من تمتين روابط الأخوة بين أفراد 1المجتمع المسلم، وغرس روح الجماعة والود في قلوبهم.
Hikmah Qurban dalam Dimensi Spiritual
Ketaatan kepada Allah
Hikmah ibadah kurban yang utama adalah sebagai wujud ketundukan seorang Muslim kepada perintah Allah. Seperti disebutkan dalam Fiqh Manhaji,
“الأضحية عبادة، وأن كل ما قد يكون لها من حكمة وفائدة يأتي بعد فائدة الخضوع للمعنى التعبدي الذي فيها”
(kurban adalah ibadah, dan segala hikmah serta manfaatnya berada setelah ketundukan pada makna ibadah). Hikmah qurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh keikhlasan, mengajarkan bahwa pengorbanan dilakukan demi mencari ridha Allah.
Meneladani Nabi Ibrahim
Hikmah pelaksanaan kurban terletak pada penghormatan terhadap kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Fiqh Manhaji menjelaskan,
“من أبرز المعاني المتعلقة بالأضحية إحياء معنى الضحية العظمى التي قام بها إبراهيم عليه الصلاة والسلام”
(salah satu makna utama kurban adalah menghidupkan kembali pengorbanan besar Nabi Ibrahim). Allah menguji keimanan Ibrahim dengan memerintahkan menyembelih Ismail, dan keduanya menunjukkan ketaatan penuh.
Allah kemudian menggantikan Ismail dengan seekor domba. Hikmah berkurban adalah mengenang pengorbanan ini, mengajarkan keimanan dan kepasrahan kepada Allah.
Hikmah Sosial Kurban
Berbagi dengan Fakir Miskin
Salah satu manfaat kurban adalah membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Fiqh Manhaji menyebutkan,
“ما فيها من المواساة للفقراء والمعوزين وإدخال السرور عليهم وعلى الأهل والعيال يوم العيد”
(kurban membantu fakir miskin dan membawa kebahagiaan bagi mereka serta keluarga di hari raya). Hikmah berbagi daging kurban terlihat dari kebahagiaan yang dirasakan penerima daging kurban, memastikan semua lapisan masyarakat dapat merayakan Idul Adha dengan suka cita.
Mempererat Ikatan Persaudaraan
Hikmah berkurban bagi orang yang mengeluarkannya adalah memperkuat hubungan sosial. Fiqh Manhaji menyatakan,
“وما ينتج عن ذلك من تمتين روابط الأخوة بين أفراد المجتمع المسلم، وغرس روح الجماعة والود في قلوبهم”
(kurban memperkuat ikatan persaudaraan dan menanamkan semangat kebersamaan). Nilai sosial kurban ini menciptakan rasa kasih sayang dan solidaritas, mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat Muslim.
Keutamaan Kurban dalam Islam
Keutamaan kurban tidak hanya pada ritual, tetapi juga pada dampak spiritual dan sosialnya. Hikmah Idul Adha mengajarkan umat Islam untuk bersyukur atas nikmat Allah dan berbagi dengan sesama.
Hikmah pelaksanaan kurban mengingatkan bahwa ibadah harus dilakukan dengan niat tulus dan hati yang bersih, sebagaimana ditekankan dalam Fiqh Manhaji tentang pentingnya ketundukan pada makna ibadah.
Tujuan Kurban dalam Islam
Tujuan kurban adalah mendekatkan diri kepada Allah, meneladani ketaatan para nabi, dan mewujudkan nilai kemanusiaan. Hikmah kurban dalam Islam mencakup pembelajaran tentang pengorbanan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama.
Ibadah ini mengingatkan bahwa harta adalah titipan Allah yang harus dibagikan kepada yang membutuhkan, sebagaimana dijelaskan dalam Fiqh Manhaji.
Kesimpulan
Hikmah qurban menggabungkan nilai spiritual kurban dan nilai sosial kurban. Secara spiritual, kurban mengajarkan ketaatan dan keikhlasan kepada Allah serta mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim. Secara sosial, hikmah berkurban adalah memperkuat ikatan persaudaraan dan membantu fakir miskin.
Dengan memahami hikmah ibadah qurban berdasarkan Fiqh Manhaji, umat Islam dapat menjalankan ibadah ini dengan kesadaran penuh, memperoleh manfaat dunia dan akhirat.
- Khin, Muṣṭafā al-, Muṣṭafā Dīb al-Bughā, dan ʿAlī ash-Sharbajī. Al-Fiqh al-Manhaji. Vol. 1. Damascus: Darul Qalam, 1992, 231-232.
↩︎