Keimanan merupakan fondasi utama dalam ajaran Islam, yang mendasari seluruh aspek kehidupan seorang Muslim, baik ibadah maupun muamalah. Terdapat enam rukun iman yang harus diyakini secara benar sebagai syarat keabsahan keimanan. 6 Rukun iman ini meliputi: Iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qada’ dan qadar. Dari rukun iman ke-1 sampai ke-6, Iman kepada Allah sebagai rukun iman ke-1 adalah yang paling fundamental dan menjadi pokok pangkal keyakinan.
Enam Rukun Iman secara Keseluruhan
6 pilar rukun iman tersebut adalah:
- Iman kepada Allah
- Iman kepada malaikat-malaikat Allah
- Iman kepada kitab-kitab Allah
- Iman kepada rasul-rasul Allah
- Iman kepada hari akhir
- Iman kepada qada’ dan qadar
Kesemua enam rukun iman ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, dengan Iman kepada Allah sebagai fondasi yang menopang rukun iman lainnya.
Iman kepada Allah: Fondasi Utama
Iman kepada Allah adalah keyakinan teguh akan keberadaan Allah, keesaan-Nya (Tauhid), serta sifat-sifat sempurna-Nya. Keyakinan ini mencakup:
- Tauhid Rububiyyah: Allah adalah Pencipta, Pengatur, dan Pemilik alam semesta.
- Tauhid Uluhiyyah: Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah, tanpa sekutu.
- Tauhid Asma wa Sifat: Allah memiliki sifat-sifat unik yang tidak dimiliki makhluk, seperti Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Sebagai rukun iman ke-1, Iman kepada Allah menjadi pintu gerbang ajaran Islam dan dasar penerimaan lima rukun iman lainnya.
Hakikat Iman kepada Allah Menurut Kitab Irsyadul Ibad
Artikel ini merujuk pada Kitab Irsyadul Ibad karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari. Berikut nash asli dan terjemahannya:
واعلم أن الإيمان بالله اعتقاد أنه واحد لا نظير له في ذاته وصفاته ولا شريك له في الألوهية وهي استحقاق العبادة، وأنه قديم لا ابتداء لوجوده، وباقٍ لا انتهاء لأبديته
Terjemahan: “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya iman kepada Allah adalah meyakini bahwa Dia Maha Esa, tidak ada yang menyerupai-Nya pada Zat-Nya dan sifat-sifat-Nya, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal ketuhanan (uluhiyyah), yaitu hak untuk diibadahi (disembah). Dan sesungguhnya Dia Maha Qadim (Maha Terdahulu) tidak ada permulaan bagi keberadaan-Nya, dan Maha Baqa’ (Maha Kekal) tidak ada akhir bagi keabadian-Nya.”
Baca juga: Pengertian dan Jumlah Rukun Iman: Memahami Enam Pilar Fondasi Keimanan dalam Islam
Penjelasan dari nash ini:
- Keesaan Allah: Allah Esa, tidak ada yang menyamainya dalam Zat dan sifat, tidak tersusun dari bagian, dan tidak menyerupai makhluk.
- Hak Eksklusif untuk Diibadahi: Segala ibadah hanya ditujukan kepada Allah (Tauhid Uluhiyyah).
- Qadim dan Baqa’: Allah Maha Terdahulu (tanpa awal) dan Maha Kekal (tanpa akhir), menunjukkan keabadian-Nya.
Konsekuensi Iman kepada Allah
Keyakinan ini menghasilkan kepatuhan mutlak, tawakkal, rasa diawasi oleh Allah, ketidakbergantungan pada makhluk, dan peningkatan kualitas ibadah.
Rukun Iman Ke-2 sampai Ke-6
- Iman kepada Malaikat: Meyakini malaikat sebagai makhluk Allah yang patuh dan memiliki tugas tertentu.
- Iman kepada Kitab-kitab Allah: Meyakini kitab suci seperti Al-Qur’an sebagai petunjuk manusia.
- Iman kepada Rasul-rasul Allah: Meyakini para nabi dan rasul, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup.
- Iman kepada Hari Akhir: Meyakini kiamat dan hari perhitungan amal.
- Iman kepada Qada’ dan Qadar: Meyakini segala ketetapan Allah sambil tetap berusaha.
Penutup
Enam rukun iman adalah kewajiban yang harus dipahami dan diyakini setiap Muslim. Iman kepada Allah, sebagai rukun iman pertama, menjadi inti yang menopang 6 pilar rukun iman lainnya, menjadikan keimanan seorang Muslim kokoh dan utuh.
Referensi:
زين الدين بن عبد العزيز بن زين الدين ابن علي بن أحمد المعبري المليباري الهندي. إرشاد العباد إلى سبيل الرشاد. 1 vol. Diakses 19 Oktober 2019. https://ketabonline.com/ar/books/19650.