Iman kepada Allah adalah pilar utama dalam ajaran Islam yang menjadi dasar kehidupan seorang Muslim. Sebagai rukun iman pertama, keimanan kepada Allah tidak hanya menentukan arah ibadah, tetapi juga membentuk cara pandang terhadap kehidupan sehari-hari.
Dengan iman yang kuat, seorang Muslim dapat menemukan ketenangan batin, tujuan hidup, dan hubungan yang erat dengan Sang Pencipta. Artikel ini akan membahas pengertian iman kepada Allah, dalil-dalilnya, ciri-ciri orang beriman, manfaat, serta cara praktis untuk meningkatkan keimanan.
Pengertian Iman kepada Allah
Apa itu iman kepada Allah? Secara sederhana, iman kepada Allah adalah keyakinan penuh dalam hati bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta alam semesta, yang memiliki sifat-sifat sempurna. Dalam kitab Kasyifah as-Saja (halaman 19), iman dijelaskan sebagai berikut:
فالإيمان لغة مطلق التصديق سواء كان بما جاء به النبي أو بغيره، وشرعاً التصديق بجميع ما جاء به النبي صلى الله عليه وسلّم مما علم من الدين بالضرورة لا مطلقاً، ومعنى التصديق هو حديث النفس التابع للجزم سواء كان الجزم عن دليل ويسمى معرفة أو عن تقليد، ومعنى حديث النفس أن تقول تلك النفس أي القلب: رضيت بما جاء به النبي صلى الله عليه وسلّم.
Terjemahan: “Iman secara bahasa adalah pembenaran secara mutlak, baik terhadap apa yang dibawa oleh Nabi maupun selainnya. Sedangkan secara syariat, iman adalah pembenaran terhadap semua yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diketahui secara pasti dari agama, bukan secara mutlak.
Makna pembenaran adalah bisikan hati yang mengikuti keyakinan teguh, baik berdasarkan dalil (disebut ma’rifah) maupun taqlid. Makna bisikan hati adalah bahwa hati berkata: ‘Aku ridha dengan apa yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’”
Arti iman kepada Allah mencakup keyakinan bahwa Allah memiliki sifat-sifat mulia seperti ada, kekal, berbeda dengan makhluk, Maha Esa, berkuasa, mengetahui, mendengar, melihat, dan berfirman. Hakikat iman kepada Allah adalah menerima keesaan Allah (tauhid) dengan penuh keridhaan di hati, sebagaimana dijelaskan dalam teks di atas.
Dalil Iman kepada Allah
Dalil tentang iman kepada Allah terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis. Salah satu ayat yang menjadi dalil naqli iman kepada Allah adalah:
“Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.’” (QS. Al-Ikhlas: 1-2)
Dari hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Ayat dan hadis ini menegaskan bahwa iman kepada Allah adalah dasar utama keimanan seorang Muslim.
Rukun Iman dan Posisi Iman kepada Allah
Iman kepada Allah adalah rukun iman pertama dari enam rukun iman dalam Islam. Keenam rukun tersebut meliputi iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan qadar. Sebagai rukun iman yang utama, keimanan kepada Allah menjadi fondasi yang menghubungkan seorang Muslim dengan rukun-rukun lainnya. Tanpa iman kepada Allah, rukun iman lainnya tidak akan memiliki makna.
Ciri-ciri Orang Beriman kepada Allah

Ciri-ciri orang beriman kepada Allah dapat dilihat dari sikap dan perilaku sehari-hari, seperti:
- Mengucapkan syahadat: Mengakui dengan lisan bahwa tiada Tuhan selain Allah.
- Tawakal: Berserah diri kepada Allah dalam setiap urusan.
- Syukur: Selalu bersyukur atas nikmat Allah, baik dalam keadaan senang maupun susah.
- Amal saleh: Melakukan perbuatan baik, seperti shalat, sedekah, dan membantu sesama.
- Menjaga akhlak mulia, seperti jujur, sabar, dan rendah hati.
- Menghindari pertanyaan yang tidak sesuai dengan hakikat Allah, seperti “di mana”, “bagaimana”, “kapan”, dan “berapa”, sebagaimana dijelaskan dalam Kasyifah as-Saja:
فائدة: من ترك أربع كلمات كمل إيمانه أين وكيف ومتى وكم فإن قال لك قائل: أين الله؟ فجوابه ليس في مكان ولا يمر عليه زمان. وإن قال لك: كيف الله؟ فقل: ليس كمثله شيء. وإن قال لك: متى الله؟ فقل له: أول بلا ابتداء وآخر بلا انتهاء. وإن قال لك قائل: كم الله؟ فقل له: واحد لا من قلة قل هو الله أحد1
Terjemahan: “Barang siapa yang menjauhi empat kata, yaitu ‘di mana’, ‘bagaimana’, ‘kapan’, dan ‘berapa’, maka imannya akan sempurna. Jika seseorang bertanya, ‘Di mana Allah?’ Jawablah, ‘Allah tidak berada di suatu tempat dan tidak diliputi oleh waktu.’Jika bertanya, ‘Bagaimana Allah?’ Katakan, ‘Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.’
Jika bertanya, ‘Kapan Allah ada?’ Katakan, ‘Allah adalah Yang Awal tanpa permulaan dan Yang Akhir tanpa akhir.’
Jika bertanya, ‘Berapa Allah?’ Katakan, ‘Satu, bukan karena kekurangan, katakanlah: Dia Allah, Yang Maha Esa.’”
Manfaat Iman kepada Allah
Manfaat iman kepada Allah sangat besar, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa di antaranya adalah:
- Ketenangan batin: Iman memberikan rasa damai karena keyakinan bahwa Allah selalu mengatur segala sesuatu dengan sempurna.
- Kekuatan menghadapi cobaan: Dengan tawakal, seorang Muslim mampu menghadapi tantangan hidup dengan sabar.
- Ridha Allah: Iman yang kuat membawa seorang Muslim lebih dekat kepada rahmat dan keberkahan Allah.
- Kehidupan yang bermakna: Iman memberikan tujuan hidup yang jelas, yaitu beribadah kepada Allah.
Cara Meningkatkan Iman kepada Allah
Cara meningkatkan iman kepada Allah dapat dilakukan melalui langkah-langkah praktis berikut:
- Memperbanyak zikir: Mengingat Allah melalui zikir, seperti membaca “Subhanallah”, “Alhamdulillah”, dan “Allahu Akbar”, dapat menguatkan hati.
- Berdoa secara rutin: Doa adalah cara untuk memohon petunjuk dan kekuatan iman kepada Allah.
- Melakukan amal saleh: Perbuatan baik, seperti shalat tepat waktu dan membantu orang lain, memperkuat keimanan.
- Mempelajari sifat-sifat Allah: Memahami sifat-sifat Allah, seperti Maha Pengasih dan Maha Penyayang, membuat hati lebih dekat kepada-Nya.
- Meningkatkan tawakal dan syukur: Percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana dan bersyukur atas segala nikmat-Nya.
Kesimpulan
Iman kepada Allah adalah inti dari keimanan seorang Muslim. Sebagai rukun iman pertama, iman ini mencakup keyakinan terhadap keesaan Allah, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan memahami pengertian iman kepada Allah, mempelajari dalil-dalilnya, meneladani ciri-ciri orang beriman, dan menerapkan cara-cara untuk meningkatkan iman, seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan penuh makna dan ketenangan. Mari kita perkuat keimanan kita dengan zikir, doa, tawakal, syukur, dan amal saleh untuk meraih ridha Allah.