Kurban adalah ibadah penting yang dilakukan umat Islam saat Hari Raya Idul Adha. Ibadah ini tidak hanya mencerminkan ketaatan kepada Allah SWT, tetapi juga memiliki nilai sosial melalui pembagian daging kepada fakir miskin.
Agar ibadah ini sah, syarat kurban harus dipenuhi, mulai dari jenis hewan, usia, kondisi fisik, hingga tata cara pembagian daging. Artikel ini membahas secara rinci syarat sah hewan kurban, ketentuan kurban yang benar, dan hal-hal yang perlu diperhatikan berdasarkan referensi syariat, termasuk Fiqh al-Manhaji juz 1 halaman 233-234.
Apa Itu Kurban dan Mengapa Penting?
Kurban adalah penyembelihan hewan ternak tertentu pada Hari Raya Idul Adha atau hari-hari tasyrik (11-13 Dzulhijjah) sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.
Ibadah ini mengacu pada kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya, Ismail, sebelum digantikan dengan seekor domba. Menjalankan kurban sesuai sunnah menjadikan ibadah ini bernilai spiritual dan sosial, karena daging kurban dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Syarat Kurban dan Jenis Hewan
Menurut Fiqh al-Manhaji juz 1 hlm. 233, syarat kurban dan jenis hewan yang diperbolehkan adalah:
لا تصح الأَضحية إلا أن تكون من إبل، أو بقر، أو غنم ومنه الماعز. لقوله تعالى: {ولكل أمة جعلنا منسكاً ليذكروا اسم الله على ما رزقهم من بهيمة الأنعام} [الحج: ٣٤]، والأنعام لا ترج عن هذه الأصناف الثلاثة، ولأنه لم ينقل عن النبي – صلى الله عليه وسلم – ولاعن أحد من الصحابة التضحية بغيرها.
Terjemahan: Kurban hanya sah jika berasal dari unta, sapi, atau kambing (termasuk kambing biasa dan domba).
Hal ini berdasarkan Al-Qur’an, Surah Al-Hajj ayat 34: “Dan bagi setiap umat, Kami syariatkan manasik (kurban) agar mereka mengingat nama Allah atas rezeki yang diberikan kepada mereka berupa hewan ternak.”
Hewan ternak hanya mencakup tiga jenis ini, dan tidak ada riwayat dari Nabi SAW atau sahabat yang menggunakan hewan lain.
Ketentuan hewan kurban hanya mencakup:
- Unta: Paling utama karena ukurannya besar.
- Sapi: Urutan kedua dalam syarat kurban dan keutamaan.
- Kambing (termasuk domba): Pilihan yang lebih terjangkau.
Urutan keutamaan ini juga disebutkan dalam Fiqh al-Manhaji:
وأفضلها الإبل، ثم البقر، ثم الغنم
(Unta lebih utama, kemudian sapi, lalu kambing).
Ketentuan Kurban Sapi Berapa Orang?
Ketentuan kurban sapi untuk berapa orang dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim (no. 1318), yang juga dikutip dalam Fiqh al-Manhaji:
ويجوز أن يضحي بالبعير والبقرة الواحدة عن سبعة. روى مسلم (١٣١٨) عن جابر – رضي الله عنه – قال: نحرنا مع رسول الله – صلى الله عليه وسلم – عام الحديبية البدنة عن سبعة، والبقرة عن سبعة.
Terjemahan: Seekor unta atau sapi dapat digunakan untuk kurban atas nama tujuh orang. Jabir RA berkata: “Kami menyembelih bersama Rasulullah SAW pada tahun Hudaibiyah, seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang.”
Namun, ketentuan kurban yang benar adalah 1 ekor kambing untuk satu orang, karena kambing tidak dapat dibagi untuk lebih dari satu individu.
Syarat Kurban Kambing Betina dan Sapi Betina
Syarat kurban kambing betina dan syarat kurban sapi betina tidak berbeda dari hewan jantan. Fiqh al-Manhaji menyebutkan bahwa istilah badaanah (unta) mencakup jantan dan betina, sehingga keduanya sah untuk kurban asalkan memenuhi syarat usia dan kondisi fisik.
Syarat Usia Hewan Kurban
Syarat kurban dan umur hewan adalah aspek penting untuk memastikan syarat sahnya hewan kurban. Fiqh al-Manhaji menjelaskan:
السن: وشرط الإبل أن يكون قد طعن في السادسة من العمر. وشرط البقر والمعز أن يكون قد طعن في الثالثة. أما شرط الضأن فهو أن يكون قد طعن في الثانية، أو أجدع – أي سقطت أسنانه الأمامية- ولو لم يبلغ سنة.
Terjemahan: Unta harus berusia minimal enam tahun. Sapi dan kambing biasa minimal tiga tahun. Domba minimal dua tahun, atau telah jadz’ (gigi depannya tanggal), meskipun belum genap satu tahun.
Syarat kurban domba memiliki kelonggaran, seperti disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad (2/245): “Sebaik-baik hewan kurban adalah domba yang telah jadz’.” Syarat kurban dan kelayakan hewan ini memastikan hewan cukup matang untuk menghasilkan daging berkualitas.
Syarat Fisik Hewan Kurban
Syarat fisik hewan kurban menekankan bahwa hewan harus bebas dari cacat. Fiqh al-Manhaji menyebutkan:
السلامة: ثم يشترط بالنسبة لهذه الأصناف الثلاثة كلها: أن تكون سالمة من العيوب التي من شأنها أن تسبب نقصاناً في اللحم: فلا تجزئ شاة عجفاء – وهي التي ذهب مخها من شدة هزالها- ولا ذات عرج بيِّن، أو ذات عورٍ أو مرض، ولا مقطوعة بعد الأذن.
Terjemahan: Hewan kurban harus bebas dari cacat yang menyebabkan berkurangnya daging, seperti hewan yang sangat kurus (ujfaa), pincang yang jelas, buta, sakit, atau telinga terpotong sebagian.
Hadis riwayat Tirmidzi (no. 1497) dan Abu Dawud (no. 2802) menegaskan: “Empat jenis hewan yang tidak sah untuk kurban: yang jelas buta, sakit, pincang, atau sangat kurus hingga tidak memiliki sumsum.” Syarat kurban dan kesehatan hewan ini memastikan hewan dalam kondisi prima.
Syarat Kurban dan Larangan
Syarat kurban dan cacat hewan mencakup larangan terhadap segala cacat yang serupa dengan empat cacat di atas, seperti luka parah yang bisa menyebabkan sangat kurus atau berkurangnya daging atau organ tubuh yang hilang. Fiqh al-Manhaji menambahkan:
1ويقاس على هذه العيوب الأربعة، كل ما يشبهها في التسبب في الهزال وإنقاص اللحم
(Segala cacat yang menyebabkan kekurusan atau berkurangnya daging dianggap tidak sah).
Syarat Kurban dan Pembagian Daging
Syarat kurban dan pembagian daging mengatur bahwa daging kurban dibagi menjadi tiga bagian:
- Untuk fakir miskin.
- Untuk kerabat dan tetangga.
- Untuk keluarga yang berkurban.
Ketentuan kurban yang benar menyarankan agar sebagian besar daging diberikan kepada yang membutuhkan, mencerminkan nilai sosial ibadah ini.
Sunnah dalam Kurban
Sunnah dalam berkurban mencakup anjuran seperti menyembelih sendiri, membaca basmalah dan takbir, serta memilih hewan terbaik. Pelaksanaan kurban setelah salat Idul Adha hingga akhir hari tasyrik juga merupakan bagian dari ketentuan berkurban.
Syarat Kurban dan Aqiqah
Syarat kurban dan aqiqah memiliki kemiripan, tetapi berbeda dalam waktu pelaksanaan. Syarat kurban kambing Idul Adha sama dengan aqiqah, yaitu hewan harus sehat dan cukup umur.
Syarat Kurban Idul Adha
Syarat kurban Idul Adha mencakup semua ketentuan di atas dan sangat dianjurkan bagi muslim yang mampu secara finansial. Niat ikhlas adalah kunci agar ibadah ini diterima.
Penutup
Memahami syarat kurban adalah langkah penting untuk menjalankan ibadah Idul Adha dengan benar. Dengan memenuhi syarat kurban kambing, syarat kurban sapi, dan ketentuan hewan kurban, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh keikhlasan.
Semoga artikel ini membantu Anda mempersiapkan kurban sesuai syariat.
- Khin, Muṣṭafā al-, Muṣṭafā Dīb al-Bughā, dan ʿAlī ash-Sharbajī. Al-Fiqh al-Manhaji. Vol. 1. Damascus: Darul Qalam, 1992, 233-234.
↩︎