Mengenal 5 Malam Mustajab dan Waktu Terbaik untuk Berdoa
Mengenal 5 Malam Mustajab dan Waktu Terbaik untuk Berdoa. Image generated by AI

Mengenal 5 Malam Mustajab dan Waktu Terbaik untuk Berdoa

Dalam kehidupan seorang Muslim, doa adalah senjata, jembatan penghubung langsung dengan Sang Pencipta. Ada waktu-waktu tertentu di mana langit terasa lebih dekat, dan doa-doa yang dipanjatkan memiliki peluang lebih besar untuk dijawab. Inilah yang dikenal sebagai malam mustajab atau waktu mustajab doa. Memahami kapan saja malam-malam mustajab dalam Islam dapat menjadi panduan kita untuk memaksimalkan ibadah dan munajat.

Landasan Mengenai Malam Mustajab dari Kitab Klasik

Salah satu rujukan penting mengenai malam mustajab untuk berdoa datang dari ulama besar, Imam Asy-Syafi’i. Dalam kitabnya yang monumental, Al-Umm, beliau menyampaikan informasi berharga mengenai hal ini.

Untuk memberikan pemahaman yang utuh dan sebagai rujukan akademis, berikut adalah kutipan langsung (redaksi ibarat) dari kitab Al-Umm, Juz 1, halaman 264, beserta terjemahannya:

Teks Arab:

قَالَ الشَّافِعِيُّ : وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ قَالَ أَخْبَرَنَا الشَّافِعِيُّ قَالَ أَخْبَرَنَا إبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ رَأَيْت مَشْيَخَةً مِنْ خِيَارِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ يَظْهَرُونَ عَلَى مَسْجِدِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – لَيْلَةَ الْعِيدِ فَيَدْعُونَ وَيَذْكُرُونَ اللَّهَ حَتَّى تَمْضِيَ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ، وَبَلَغْنَا أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يُحْيِي لَيْلَةَ جُمَعٍ، وَلَيْلَةُ جُمَعٍ هِيَ لَيْلَةُ الْعِيدِ لِأَنَّ صَبِيحَتَهَا النَّحْرُ (قَالَ الشَّافِعِيُّ) : وَأَنَا أَسْتَحِبُّ كُلَّ مَا حُكِيَتْ فِي هَذِهِ اللَّيَالِيِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَكُونَ فَرْضًا1.

Terjemahan Berbahasa Indonesia:

(Imam Asy-Syafi’i berkata): Dan telah sampai kepada kami bahwa dikatakan: “Sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam, yaitu: malam Jumat, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan Rajab, dan malam Nishfu Sya’ban.”

Telah mengabarkan kepada kami Ar-Rabi’, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Asy-Syafi’i, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhammad, ia berkata: “Aku melihat para syaikh (ulama-ulama terkemuka/orang-orang tua yang bijak) dari kalangan orang-orang terbaik penduduk Madinah, mereka berkumpul (atau: menampakkan diri) di Masjid Nabi SAW pada malam Id (Idul Fitri/Adha), lalu mereka berdoa dan berdzikir kepada Allah hingga berlalu beberapa saat (sebagian waktu) dari malam itu.”

Dan telah sampai kepada kami bahwa Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menghidupkan malam Jum’in (maksudnya malam Idul Adha). Dan malam Jum’in (yang dimaksud di sini) adalah malam Id (Idul Adha) karena paginya adalah hari Nahr (penyembelihan hewan kurban).

(Imam Asy-Syafi’i berkata): Dan aku menyukai (menganjurkan) semua amalan yang diriwayatkan (untuk dikerjakan) pada malam-malam ini, tanpa menganggapnya sebagai suatu kewajiban (fardhu).

Lima Malam Utama Menurut Imam Asy-Syafi’i

Dari kutipan di atas, Imam Asy-Syafi’i menyebutkan lima malam mustajab yang spesifik, di mana doa malam mustajab memiliki harapan besar untuk diijabah:

  1. Malam Jumat Mustajab: Malam sebelum hari Jumat adalah waktu yang penuh berkah. Banyak hadis yang menyebutkan keutamaan hari Jumat, dan malamnya pun menjadi istimewa untuk bermunajat. Mengisi malam Jumat mustajab dengan doa dan dzikir adalah amalan yang sangat baik.
  2. Malam Idul Adha Mustajab: Malam sebelum perayaan Idul Adha, hari raya kurban. Ini adalah malam mustajab untuk berdoa memohon ampunan dan keberkahan, seiring dengan kemuliaan ibadah haji dan kurban yang menyertainya.
  3. Malam Idul Fitri Mustajab: Malam takbiran, menyambut hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan. Suasana spiritual yang tinggi menjadikan malam Idul Fitri mustajab sebagai kesempatan emas untuk berdoa.
  4. Malam Pertama Rajab Mustajab: Awal bulan Rajab, salah satu dari bulan-bulan haram (suci) dalam Islam. Memasuki bulan ini dengan doa di malam pertama Rajab mustajab diharapkan membawa kebaikan sepanjang bulan.
  5. Malam Nisfu Sya’ban Mustajab: Pertengahan bulan Sya’ban juga dikenal sebagai salah satu malam-malam mustajab dalam Islam. Dipercaya bahwa pada malam ini catatan amal tahunan diangkat. Karenanya, memanjatkan doa malam mustajab di malam Nisfu Sya’ban mustajab menjadi tradisi bagi sebagian umat Islam.

Pandangan Imam Asy-Syafi’i Mengenai Amalan di Malam Tersebut

Penting untuk dipahami bahwa Imam Asy-Syafi’i menyatakan, “Dan aku menyukai (menganjurkan) semua amalan yang diriwayatkan (untuk dikerjakan) pada malam-malam ini, tanpa menganggapnya sebagai suatu kewajiban (fardhu).” Ini berarti, menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah seperti shalat, dzikir, dan doa adalah sunnah (dianjurkan), bukan wajib. Namun, anjuran dari seorang ulama sekaliber beliau menunjukkan betapa besar potensi kebaikan dan terkabulnya doa pada waktu-waktu tersebut.

Malam-Malam Mustajab Lainnya dalam Islam

Selain lima malam yang disebutkan oleh Imam Asy-Syafi’i, terdapat malam-malam mustajab dalam Islam lainnya yang juga memiliki keutamaan luar biasa.

Malam Lailatul Qadar Mustajab: Puncak Kemuliaan Malam

Tidak ada malam yang lebih mulia daripada malam Lailatul Qadar mustajab. Malam ini, yang terdapat di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan (khususnya malam-malam ganjil), disebut lebih baik dari seribu bulan.

Amalan dan doa malam mustajab yang dipanjatkan pada Lailatul Qadar memiliki nilai yang sangat tinggi. Mencari dan menghidupkan malam Lailatul Qadar mustajab adalah dambaan setiap Muslim, karena ia adalah waktu doa tidak tertolak jika Allah berkehendak.

Malam Sepertiga Malam Terakhir: Kesempatan Harian yang Berharga

Setiap hari, Allah SWT memberikan kesempatan istimewa bagi hamba-Nya. Malam sepertiga malam terakhir adalah waktu mustajab doa yang rutin. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa (malaikat) Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir seraya menyampaikan firman-Nya, “Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni.” Ini adalah peluang emas untuk doa cepat terkabul malam hari.

Mengoptimalkan Doa di Malam Mustajab

Mengetahui kapan malam mustajab saja tidak cukup. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar doa malam mustajab kita lebih berpotensi untuk diijabah. Berikut beberapa tips doa mustajab di malam hari:

1. Persiapan Hati dan Niat yang Tulus

Sebelum berdoa, luruskan niat semata-mata karena Allah SWT. Bersihkan hati dari sifat-sifat buruk seperti riya’ atau ujub. Hadirkan kekhusyuan dan kesadaran penuh bahwa kita sedang berhadapan dengan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan.

2. Menjaga Adab Berdoa

Ada beberapa adab yang dianjurkan ketika berdoa, seperti:

  • Dalam keadaan suci (berwudhu).
  • Menghadap kiblat.
  • Memulai doa dengan memuji Allah SWT dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
  • Mengangkat kedua tangan.
  • Berdoa dengan suara lirih dan penuh harap.
  • Mengakui dosa-dosa dan memohon ampunan.
  • Mengakhiri doa dengan shalawat dan pujian kepada Allah.

Baca juga: Pengertian Wudhu Menurut Istilah dan Bahasa

3. Memilih Isi Doa yang Baik

Mintalah kebaikan dunia dan akhirat. Doakan diri sendiri, keluarga, orang tua, kaum Muslimin, serta bangsa dan negara. Hindari mendoakan keburukan bagi orang lain. Doa yang dipanjatkan dengan keyakinan dan kesungguhan di malam mustajab untuk berdoa akan lebih didengar.

4. Konsistensi dan Keyakinan Penuh

Berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan. Jangan tergesa-gesa meminta doa segera dikabulkan. Teruslah berdoa dengan sabar dan konsisten, terutama di malam-malam mustajab dalam Islam. Yakinlah bahwa setiap doa pasti didengar, dan Allah akan mengabulkannya dengan cara dan waktu terbaik menurut ilmu-Nya. Ini adalah kunci agar doa cepat terkabul malam hari atau setidaknya menjadi waktu doa tidak tertolak untuk kebaikan kita.

Pemahaman yang Tepat Mengenai Waktu Mustajab

Penting untuk diingat bahwa konsep waktu mustajab doa adalah sebuah motivasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, bukan jaminan absolut bahwa setiap doa pasti terkabul persis seperti yang diminta. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Terkadang, doa dikabulkan dalam bentuk lain, ditunda, atau diganti dengan dihindarkannya musibah.

Memanfaatkan malam mustajab seperti malam Jumat mustajab, malam Idul Fitri mustajab, malam Idul Adha mustajab, malam pertama Rajab mustajab, malam Nisfu Sya’ban mustajab, malam Lailatul Qadar mustajab, dan malam sepertiga malam terakhir adalah ikhtiar kita sebagai hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya.

Dengan mengetahui waktu-waktu istimewa ini, semoga kita semakin termotivasi untuk memperbanyak doa, dzikir, dan amalan shaleh lainnya. Semoga setiap munajat yang kita panjatkan, terutama di malam mustajab, menjadi jalan keberkahan dan terkabulnya hajat-hajat kita.

  1. Abū ʿAbd Allāh Muḥammad ibn Idrīs al-Shāfiʿī, al-Umm, 2nd ed. (Beirut: Dār al-Fikr, 1983; repr., 1990), vol. 2, p. 264. ↩︎