Iman Kepada Kitab Allah: Pedoman Hidup Dunia Akhirat
Iman Kepada Kitab Allah: Pedoman Hidup Dunia Akhirat. Image generated by AI

Iman Kepada Kitab Allah: Pedoman Hidup Dunia Akhirat

Iman kepada kitab Allah adalah salah satu pondasi utama dalam ajaran Islam. Keyakinan ini bukan sekadar pengakuan lisan, tetapi juga pembenaran dalam hati dan pengamalan dalam tindakan. Mengimani kitab-kitab Allah berarti meyakini sepenuhnya bahwa Allah SWT telah menurunkan firman-firman-Nya kepada para nabi dan rasul sebagai petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia. Ini adalah bagian tak terpisahkan dari 6 rukun iman.

Apa Itu Iman Kepada Kitab Allah?

Iman kepada kitab Allah artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan wahyu-wahyu-Nya dalam bentuk kitab suci kepada para nabi dan rasul-Nya. Wahyu ini berisi firman Allah (kalamullah), syariat Allah, dan pedoman hidup dunia akhirat yang membawa manusia pada kebaikan. Iman kepada kitab Allah adalah rukun iman yang ke tiga. Ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan kitab suci dalam membangun keyakinan seorang Muslim.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al Fathul Mubin Syarah Arba’in hlm. 160:

وكتبه: أي: بأنها كلام الله تعالى الأزلي القديم، القائم بذاته، المنزه عن الحرف والصوت، وبأنه تعالى أنزلها على بعض رسله بألفاظ حادثة في ألواح، أو على لسان الملك، وبأن كل ما تضمنته حق وصدق، وبأن بعض أحكامها نسخ وبعضها لم ينسخ

Maknanya, kitab-kitab Allah adalah kalamullah yang azali dan qadim, bersih dari huruf dan suara, diturunkan dalam lafazh-lafazh yang baru melalui lembaran atau lisan malaikat. Semua isinya adalah kebenaran, dan sebagian hukumnya ada yang dinasakh (dihapus) dan ada yang tidak.

Dasar Iman Kepada Kitab Allah

Dalil iman kepada kitab Allah sangat jelas dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa: 136:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya.”

Ayat ini secara gamblang memerintahkan kita untuk beriman kepada seluruh kitab-kitab Allah SWT, baik yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ maupun kitab-kitab sebelum Al-Qur’an.

Selain itu, dalam QS. Al-Maidah: 16, Allah berfirman:

“Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izin-Nya, dan menunjukinya ke jalan yang lurus.”

Ayat ini menegaskan bahwa kitab suci Allah adalah sumber petunjuk Allah yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya kebenaran.

QS. Ali Imran: 2-4 juga menguatkan hal ini:

“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya, dan Dia menurunkan Taurat dan Injil, sebelum itu (sebagai) petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan (pembeda antara yang hak dan yang batil).”

Ayat-ayat ini secara eksplisit menyebutkan beberapa kitab yang diturunkan Allah dan fungsi utamanya sebagai petunjuk.

Pembagian Iman Kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab Allah berarti meyakini adanya kitab-kitab Allah yang diturunkan, baik secara rinci maupun secara umum.

Baca juga: Pengertian dan Jumlah Rukun Iman: Memahami Enam Pilar Fondasi Keimanan dalam Islam

Iman Secara Terperinci (Tafsili)

Seorang Muslim wajib mengimani empat kitab utama secara terperinci. Ini artinya kita harus tahu nama kitabnya dan kepada nabi siapa kitab itu diturunkan:

  1. Taurat: Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum Bani Israil.
  2. Zabur: Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud ‘alaihissalam. Isinya sebagian besar adalah pujian dan doa kepada Allah.
  3. Injil: Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalam. Kitab ini melengkapi syariat Taurat dan memberikan petunjuk cahaya bagi umatnya.
  4. Al-Qur’an: Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Al-Qur’an adalah kitab terakhir dan merupakan penyempurna serta pembenar bagi semua kitab sebelumnya. Ia menjadi pedoman hidup umat manusia hingga akhir zaman.

Sebagaimana disebutkan dalam Nuur Azh-Zholam Syarah Aqidatul ‘Awwam hlm. 89:

“أربعةٌ من كُتُبٍ تفصيلُها…توراةُ موسى بالهدى تنزيلُها زبورُ داودَ وإنجيلٌ على…عيسى وفرقانٌ على خيرِ المَلَا”

Yang artinya: “Empat kitab yang rinciannya… Taurat (untuk) Musa diturunkan dengan membawa petunjuk. Zabur (kepada) Daud dan Injil kepada… Isa, dan Furqan (Al-Qur’an) kepada sebaik-baik makhluk (Nabi Muhammad).”

Syarah dari kitab tersebut menegaskan:

أي يجب على كل مكلف أن يعتقد أربعة من الكتب تفصيلاً بأسمائها، وهي التوراة لسيدنا موسى، والزبور لسيدنا داود، والإنجيل لسيدنا عيسى، والفرقان لسيد الخلق سيدنا محمد صلوات الله وسلامه عليهم أجمعين

Artinya, setiap mukallaf wajib meyakini empat kitab ini secara terperinci dengan menyebutkan namanya.

Iman Secara Umum (Ijmali)

Selain keempat kitab di atas, ada banyak kitab-kitab Allah lain atau suhuf (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada para nabi dan rasul. Contohnya, lembaran-lembaran yang diturunkan kepada Nabi Adam, Nabi Syits, Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim. Mengenai jumlah pastinya, terdapat beberapa riwayat.

Al Fathul Mubin Syarah Arba’in hlm. 160 menyebutkan:

قال الزمخشري وغيره: (وهي مئة كتاب وأربعة كتب، أنزل منها خمسون على شيث، وثلاثون على إدريس، وعشرة على آدم، وعشرة على إبراهيم، والتوراة، والزبور، والإنجيل، والفرقان)1

Artinya, Az-Zamakhsyari dan selainnya mengatakan bahwa kitab-kitab itu berjumlah seratus empat kitab: lima puluh kepada Syits, tiga puluh kepada Idris, sepuluh kepada Adam, dan sepuluh kepada Ibrahim, serta Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Furqan.

Sementara itu, Nuur Azh-Zholam Syarah Aqidatul ‘Awwam hlm. 89 menambahkan:

وأما بقية الكتب فيجب اعتقادها إجمالاً بأن يعتقد أن الله تعالى أنزل كتباً من السماء على الإجمال، وقد اشتهر أن جميع الكتب مائة وأربعة، وقيل إنها مائة وأربعة عشر، قال السحيمي: والأصح عدم حصر الكتب في عدد معين .. فلا يقال إنها مائة وأربعة فقط؛ لأنك إذا فتشت الروايات تجدها تبلغ أربعة وثمانين ومائة. انتهى2

Adapun kitab-kitab lainnya wajib diyakini secara umum, bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab dari langit secara garis besar. Jumlah yang masyhur adalah 104 kitab, ada yang mengatakan 114 kitab. Namun, As-Suhaimi berpendapat yang lebih sahih adalah tidak membatasi jumlah pada angka tertentu, karena jika kita teliti riwayat-riwayat yang ada, jumlahnya bisa mencapai 184 kitab.

Yang terpenting adalah mengimani secara umum bahwa Allah telah menurunkan banyak wahyu kepada para utusan-Nya, tanpa perlu membatasi jumlahnya pada angka tertentu.

Fungsi dan Hikmah Iman Kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab Allah SWT akan menuntun manusia pada jalan yang benar dan lurus. Banyak hikmah iman kepada kitab Allah yang bisa kita dapatkan:

  • Mengenal Allah dan Tujuan Hidup: Kitab Allah mengenalkan kita kepada Allah SWT, sifat-sifat-Nya, dan tujuan penciptaan manusia.
  • Pedoman Hidup: Fungsi kitab Allah yang utama adalah sebagai pedoman hidup umat manusia dalam segala aspek, baik dalam beribadah, bermuamalah, maupun bersosial. Ia adalah pedoman hidup dunia akhirat.
  • Membedakan yang Hak dan Batil: Kitab suci, khususnya Al-Qur’an, berfungsi sebagai Al-Furqan (pembeda), yang membantu kita membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
  • Menghindari Kesesatan: Dengan mengikuti petunjuk wahyu Allah, manusia dapat terhindar dari jalan kesesatan dan penyimpangan.
  • Mencapai Kebahagiaan: Mengamalkan kandungan kitab Allah akan membawa kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
  • Memperkuat Keimanan: Keyakinan akan turunnya kitab-kitab Allah memperkuat iman kepada Allah dan para rasul-Nya.
  • Syariat yang Jelas: Kitab yang diturunkan kepada rasul berisi syariat dan hukum-hukum yang jelas untuk mengatur kehidupan manusia.

Contoh dan Cara Beriman Kepada Kitab Allah

Contoh iman kepada kitab Allah adalah dengan:

  • Membaca dan Mempelajari: Rajin membaca, memahami, dan mempelajari Al-Qur’an sebagai kitab suci kita.
  • Mengamalkan Isi: Menerapkan ajaran dan hukum-hukum yang terkandung dalam kitab suci dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menghormati Kitab Suci: Menjaga kesucian dan kemuliaan Al-Qur’an serta kitab-kitab suci lainnya.
  • Menjadikan Sumber Hukum: Mengakui Al-Qur’an sebagai sumber hukum tertinggi dalam Islam.
  • Meyakini Kebenarannya: Percaya bahwa semua firman Allah adalah kebenaran mutlak, meskipun belum memahami seluruhnya.

Cara beriman kepada kitab Allah tidak hanya terbatas pada Al-Qur’an. Kita harus meyakini bahwa kitab yang diturunkan kepada rasul seperti Taurat, Zabur, dan Injil adalah benar berasal dari Allah pada masanya, meskipun sebagian isinya telah mengalami perubahan dari aslinya. Namun, Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang keasliannya terjaga hingga hari kiamat.

Iman kepada kitab Allah adalah rukun iman ke tiga yang sangat penting. Iman kepada kitab suci ditunjukkan dengan meyakini bahwa semua itu adalah firman Allah, wahyu Allah yang benar, yang diturunkan untuk membimbing manusia menuju jalan keselamatan. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya, kita akan mendapatkan pedoman hidup dunia akhirat yang sempurna.

  1. Aḥmad ibn Muḥammad Ibn Ḥajar al-Haytamī, al-Fatḥ al-Mubīn bi-Sharḥ al-Arbaʿīn, ed. Aḥmad Jāsim Muḥammad al-Muḥammad, Quṣayy Muḥammad Nūrūs al-Ḥallāq, and Anwar al-Shaykhī al-Dāghistānī, 1st ed. (Jeddah: Dār al-Minhāj, 2008), 160. ↩︎
  2. Muḥammad ibn ʿUmar Nawawī al-Bantanī, Nūr al-Ẓalām Sharḥ Manẓūmat ʿAqīdat al-ʿAwām, 1st ed. (Beirut: Dār al-Ḥāwī, 1996), 89. ↩︎