Pernahkah Anda merasa sudah meminta berkali-kali, namun harapan belum juga terwujud? Seringkali kita terlalu fokus pada “apa” yang kita minta, tapi lupa “bagaimana” cara memintanya. Padahal, dalam Islam, etika atau sopan santun saat meminta kepada Sang Pencipta adalah kunci pembuka pintu langit.
Para ulama sepakat bahwa adab berdoa memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Imam An-Nawawi dalam kitabnya yang fenomenal, Al-Adhkar, menukil penjelasan mendalam dari Imam Al-Ghazali mengenai hal ini. Bukan sekadar membaca teks, doa adalah soal menampakkan kebutuhan dan kehinaan diri di hadapan Allah Yang Maha Kaya.
Mari kita bedah 10 adab utama ini agar munajat kita lebih didengar dan hati menjadi lebih tenang.
Hakikat: Apa Itu Adab Berdoa kepada Allah?
Sebelum masuk ke teknis, kita perlu luruskan niat. Sebagian ulama menjelaskan bahwa inti dari adab dalam berdoa adalah Izharul Faqah (menampakkan kefakiran/butuh). Kita tidak sedang memberitahu Allah, karena Dia Maha Tahu. Kita sedang mengakui bahwa kita lemah dan Allah-lah satu-satunya tempat bergantung.
Jika Anda mencari ringkasan seperti 5 adab berdoa yang sering diajarkan di sekolah, penjelasan Imam Al-Ghazali ini justru memberikan wawasan yang lebih kaya dan mendalam. Beliau merinci sepuluh poin penting yang mencakup waktu, fisik, hingga kondisi hati.
10 Adab-Adab Berdoa dari Kitab Al-Adhkar
Berikut adalah rincian adab-adab berdoa yang diambil langsung dari penjelasan Imam Al-Ghazali dan dikomentari oleh Imam An-Nawawi:
1. Mencari Waktu Terbaik (Azman Syarifah)
Waktu itu ibarat pintu; ada saat-saat tertentu pintu gerbang istana raja terbuka lebar. Begitu pula dengan langit. Adab berdoa yang pertama adalah mengincar waktu-waktu mulia.
- Hari Arafah.
- Bulan Ramadhan.
- Hari Jumat.
- Sepertiga malam terakhir.
- Waktu sahur.
Baca juga: Mengenal 5 Malam Mustajab dan Waktu Terbaik untuk Berdoa
2. Memanfaatkan Keadaan Istimewa
Selain waktu, kondisi tertentu juga mempercepat terkabulnya doa. Orang yang berdoa harus dalam keadaan atau situasi yang mendukung, seperti:
- Saat sujud (posisi paling dekat hamba dengan Tuhan).
- Saat turun hujan.
- Ketika iqamah shalat berkumandang.
- Antara adzan dan iqamah.
- Imam An-Nawawi menambahkan poin krusial: Saat hati sedang lembut. Jika tiba-tiba Anda merasa sedih karena dosa atau tersentuh mendengar ayat Quran, itu adalah “lampu hijau” untuk segera berdoa.
3. Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan
Ini adalah bagian dari tata cara berdoa sesuai sunnah secara fisik. Jangan berdoa sambil lalu atau membuang muka. Menghadaplah ke Kiblat, angkat kedua tangan sebagai tanda menyerah dan butuh, lalu usap wajah setelah selesai berdoa.
4. Mengatur Volume Suara
Etikanya adalah tidak berteriak, namun juga tidak sekadar membatin dalam hati sampai tidak terdengar oleh telinga sendiri. Gunakan suara yang lirih, syahdu, dan penuh harap.
5. Hindari Kata-Kata yang “Sok Puitis”
Imam Al-Ghazali mengingatkan agar kita tidak memaksakan diri membuat sajak atau rima dalam doa. Seringkali, orang sibuk merangkai kata indah tapi hatinya kosong. Gunakanlah doa yang sederhana, jujur, dan keluar dari hati (lisanul iftiqar). Lebih aman lagi jika kita menggunakan doa-doa ma’tsur (doa yang ada dalam Al-Quran atau yang diajarkan Nabi).
6. Tadarru’, Khusyuk, dan Takut
Doa tanpa rasa takut ibarat tubuh tanpa nyawa. Hadirkan rasa Tadarru’ (memelas), khusyuk, dan rasa takut jika doa tidak diterima atau takut akan dosa-dosa kita.
7. Yakin Penuh (Optimis)
Jangan ragu. Adab berdoa kepada Allah menuntut kita untuk berprasangka baik (Husnuzan). Sufyan bin Uyainah memiliki nasihat yang sangat menyejukkan hati bagi para pendosa:
“Janganlah dosa yang kalian ketahui menghalangi kalian untuk berdoa. Karena Allah saja mengabulkan permintaan Iblis (makhluk terburuk) saat ia minta ditangguhkan dan dipanjangkan umurnya.”
Jika Iblis saja dikabulkan permintaannya, apalagi kita hamba-Nya yang beriman meski banyak dosa.
8. Mendesak dan Mengulang-ulang
Jangan cepat menyerah. Ulangi doa minimal tiga kali. Jangan pernah mengeluh, “Kok lama sekali dikabulkannya?” Sifat tergesa-gesa seringkali menjadi penghambat doa itu sendiri.
9. Memulai dengan Pujian (Urutan dalam Berdoa)
Ada urutan dalam berdoa yang harus dijaga agar sopan santun kita terjaga. Jangan langsung “menodong” permintaan.
- Mulai dengan Hamdalah (memuji Allah).
- Lanjutkan dengan Shalawat Nabi.
- Baru sampaikan hajat.
- Tutup kembali dengan Shalawat dan Hamdalah.
Anda juga bisa membuka doa dengan doa Nabi Yunus, baca di “Doa Nabi Yunus Dalam Perut Ikan dan Artinya: Kunci Mustajab Segala Hajat.”
10. Kunci Utama: Taubat dan Mengembalikan Hak Orang Lain
Ini adalah poin yang paling sering diabaikan namun paling vital. Adab berdoa yang ke-sepuluh adalah bertaubat, meminta maaf, dan mengembalikan barang/harta yang didapat secara dzalim. Pastikan makanan yang masuk ke tubuh adalah halal. Tanpa ini, doa akan sulit menembus langit.
Naskah Asli Referensi (Kitab Al-Adhkar)
Untuk menjaga keaslian ilmu, berikut adalah teks asli dari penjelasan di atas sebagaimana tercantum dalam Al-Adhkar karya Imam An-Nawawi (halaman 396-397):
وقال بعضهم: المراد بالدعاء: إظهار الفاقة، وإلا فالله سبحانه وتعالى يفعل ما يشاء. وقال الإمام أبو حامد الغزالي في ” الإحياء “: آداب الدعاء عشرة: الأول: أن يترصد الأزمان الشريفة… الثاني: أن يغتنم الأحوال الشريفة… الثالث: استقبال القبلة، ورفع اليدين… الرابع: خفض الصوت بين المخافتة والجهر. الخامس: أن لا يتكلف السجع… السادس: التضرع والخشوع والرهبة… السابع: أن يجزم بالطلب، ويوقن بالإجابة… الثامن: أن يلح في الدعاء ويكرره ثلاثا… التاسع: أن يفتتح الدعاء بذكر الله تعالى. العاشر: وهو أهمها والأصل في الإجابة، وهو التوبة، ورد المظالم، والإقبال على الله تعالى.
Urutan dan Bacaan Sebelum Berdoa Sesuai Sunnah
Agar lebih praktis, berikut rangkuman alur doa yang bisa Anda terapkan setiap hari:
- Persiapan: Pastikan orang yang berdoa harus dalam keadaan suci (jika memungkinkan) dan menghadap kiblat.
- Pembukaan: Membaca bacaan sebelum berdoa sesuai sunnah, yaitu tahmid dan shalawat. Contoh ringkasnya:
- Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin.
- Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
- Inti Doa: Sampaikan hajat dengan bahasa yang rendah hati, lirih, dan penuh keyakinan.
- Penutup: Tutup kembali dengan shalawat dan Aamiin.
Jangan Lupakan Hal Ini
Seringkali kita sudah melakukan tata cara berdoa sesuai sunnah secara fisik, tapi lupa aspek batin dan aspek makanan. Imam Nawawi menekankan di poin terakhir bahwa “Taubat dan mengembalikan kedzaliman” adalah ashl (pondasi) pengabulan.
Coba cek kembali rezeki yang kita bawa pulang. Apakah ada hak orang lain di sana? Cek kembali hati kita, apakah masih ada dendam? Membersihkan hati dan harta seringkali lebih ampuh daripada sekadar memperindah susunan kata dalam doa.
Mari kita perbaiki adab berdoa kita mulai hari ini. Bukan karena Allah butuh doa kita, tapi karena kita butuh Allah memandang kita dengan kasih sayang-Nya. Semoga setiap bisikan doa yang kita panjatkan di sepertiga malam atau di sela-sela sujud, menjadi jalan kebaikan bagi hidup kita di dunia dan akhirat.
