Memahami Rukun Islam: Lima Pilar Utama Ajaran Islam

Memahami Rukun Islam: Lima Pilar Utama Ajaran Islam

Islam, sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, memiliki fondasi kuat yang menopang seluruh ajarannya. Fondasi ini dikenal dengan sebutan Rukun Islam. Memahami apa itu Rukun Islam merupakan kewajiban krusial bagi setiap Muslim, karena kelima pilar ini merupakan amalan dasar yang wajib dilaksanakan sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.

Rukun Islam bukanlah sekadar ritual tanpa makna, melainkan serangkaian tindakan yang membentuk karakter, mendisiplinkan diri, serta memperkuat hubungan vertikal seorang hamba dengan Penciptanya (Allah SWT) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia. Mengamalkan Rukun Islam secara benar dan ikhlas menjadi bukti keimanan (rukun iman) yang terwujud dalam perbuatan nyata.

Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah, rukun Islam ada berapa? Jawabannya tegas dan jelas: ada lima. Kelima rukun ini bersifat wajib bagi setiap Muslim yang telah baligh dan berakal, dengan pengecualian pada rukun kelima (Haji) yang memiliki syarat kemampuan. Mari kita bedah satu per satu kelima pilar suci ini.

Rukun Islam Ada Berapa? Mengenal Kelima Pilar Utama

Memahami Rukun Islam . Source: pexels.com
Memahami Rukun Islam . Source: pexels.com

Sebagaimana disepakati oleh para ulama, rukun Islam ada lima. Urutannya pun memiliki makna dan kaitan satu sama lain, dimulai dari pengakuan keyakinan hingga puncaknya yaitu ibadah haji bagi yang mampu. Berikut adalah penjabaran lengkap mengenai kelima Rukun Islam tersebut:

1. Syahadat: Pilar Pertama dan Gerbang Masuk Islam

Pilar pertama dan fondasi utama dari Rukun Islam adalah Syahadat. Apa arti Syahadat? Syahadat secara harfiah berarti “kesaksian” atau “pengakuan”. Ini adalah ikrar keyakinan seorang Muslim yang diucapkan dengan lisan, diyakini kebenarannya dalam hati, dan dipraktekkan dalam perbuatan. Syahadat terdiri dari dua kalimat kesaksian yang sangat fundamental:

أشْهَدُ انْ لا الهَ الَّا الله

 Asyhadu an laa ilaaha illallah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)

   Kalimat ini menegaskan keyakinan mutlak akan keesaan Allah SWT. Tidak ada satupun yang layak disembah, dipuja, atau dimintai pertolongan secara hakiki selain Dia. Ini adalah inti ajaran tauhid, menolak segala bentuk kemusyrikan.

وَأَشْهَدُ اَنَّ محمَّدًا رَّسوْلُ الله

 Wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah (Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)

   Kalimat ini merupakan pengakuan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan utusan Allah yang membawa risalah (wahyu) dari-Nya. Mengakui kerasulan beliau berarti siap untuk mengikuti ajaran, meninggalkan larangannya, dan meneladani beliau dalam segala aspek kehidupan.

Pengucapan dua kalimat syahadat menjadi syarat mutlak bagi seseorang yang ingin memeluk agama Islam. Lebih dari sekadar ucapan, syahadat adalah komitmen seumur hidup untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan dan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama. 

Dua kalimat syahadat adalah fondasi yang darinya muncul pilar-pilar Rukun Islam berikutnya.

2. Sholat: Rukun Islam Kedua dan Tiang Agama

Setelah bersyahadat, rukun Islam kedua yang wajib dilaksanakan adalah Sholat. Apa artinya Sholat? Sholat secara bahasa berarti doa. Namun, dalam istilah syariat Islam, Sholat adalah serangkaian gerakan dan bacaan khusus yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, dilakukan pada waktu-waktu tertentu dengan syarat dan rukun tertentu. Sholat adalah ibadah yang paling sering ditekankan dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Seorang muslim baik laki-laki ataupun wanita diwajibkan melaksanakan Sholat lima waktu dalam sehari semalam: Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. 

Sholat merupakan “tiang agama”, artinya jika sholatnya tegak, maka agamanya pun tegak. Sholat memiliki peran sentral dalam kehidupan seorang Muslim karena:

  • Hubungan Langsung dengan Allah: Sholat adalah momen seorang hamba berkomunikasi langsung dengan Penciptanya, menyampaikan pujian, permohonan, dan pengaduan.
  • Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar: Sholat yang dilakukan dengan khusyuk dan sesuai syarat dan rukunnya akan menumbuhkan kesadaran diri dan pengendalian diri, sehingga mencegah pelakunya dari perbuatan dosa.
  • Kedisiplinan: Menjaga waktu-waktu sholat mendidik seorang Muslim untuk disiplin dalam mengatur waktu.
  • Kebersihan Jiwa dan Raga: Sholat menuntut kesucian (bersuci/wudhu) dan membersihkan hati dari hal-hal negatif.

Melaksanakan sholat tepat waktu dan sesuai tuntunan syarat dan rukun adalah bukti keimanan dan ketaatan yang paling nyata setelah syahadat.

3. Zakat: Rukun Islam yang Ketiga, Pensuci Harta dan Jiwa

Rukun Islam yang ketiga adalah Zakat. Kata Zakat secara bahasa berarti “tumbuh, berkembang, berkah, suci”. Secara istilah syar’i, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim yang telah memenuhi syarat (nisab dan haul) untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (mustahik). Zakat adalah ibadah harta yang memiliki dimensi sosial yang sangat kuat.

Zakat berfungsi sebagai:

  • Pensuci Harta: Zakat membersihkan harta dari hak-hak orang lain yang ada di dalamnya.
  • Pensuci Jiwa: Menunaikan zakat melatih jiwa untuk dermawan, menjauhi sifat kikir, dan menumbuhkan kepedulian terhadap sesama.
  • Pendukung Kesejahteraan Sosial: Zakat didistribusikan kepada fakir miskin, orang yang berhutang (gharim), sabilillah, dan golongan lainnya yang insyaallah akan kami jelaskan dalam artikel tentang zakat.

Ada berbagai jenis zakat, yang paling umum adalah Zakat Mal (zakat harta seperti emas, perak, perdagangan, pertanian) dan Zakat Fitrah (zakat jiwa yang dikeluarkan pada penghujung bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri). Zakat adalah kewajiban bagi yang mampu, dan hak bagi yang membutuhkan.

4. Puasa: Rukun Islam yang Keempat, Melatih Diri dan Empati

Rukun Islam yang keempat adalah Puasa (Shaum). Secara bahasa, Puasa berarti menahan diri. Dalam syariat Islam, istilah puasa berarti menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa lainnya, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, disertai niat ikhlas karena Allah SWT. Puasa yang wajib dilaksanakan adalah puasa di bulan Ramadhan.

Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang sangat istimewa dan memiliki banyak hikmah, di antaranya:

  • Meningkatkan Ketakwaan: Puasa melatih jiwa untuk patuh, sabar, dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allah.
  • Melatih Pengendalian Diri: Menahan nafsu makan, minum, dan syahwat serta menjaga lisan dan perbuatan dari hal yang sia-sia melatih disiplin diri yang luar biasa.
  • Menumbuhkan Empati: Dengan merasakan lapar dan haus, seorang Muslim diajak merasakan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung, sehingga menumbuhkan rasa syukur dan kepedulian sosial.
  • Detoksifikasi Tubuh: Puasa memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat dan membersihkan racun dalam tubuh.

Selain puasa Ramadhan, terdapat pula puasa-puasa sunnah yang sangat dianjurkan, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Arafah, puasa Asyura, dan puasa Syawal.

5. Haji: Rukun Islam yang Kelima, Panggilan ke Baitullah (bagi yang Mampu)

Pilar terakhir dari Rukun Islam yang kelima adalah Haji. Haji adalah ibadah yang sangat istimewa, yaitu mengunjungi Baitullah (Ka’bah) di Mekkah untuk melaksanakan serangkaian amalan sesuai dengan syariat Islam pada waktu-waktu yang telah ditentukan (bulan Dzulhijjah).

Perlu ditekankan, pelaksanaan naik haji bila mampu merupakan syarat wajibnya ibadah ini. Mampu di sini mencakup kemampuan finansial (memiliki bekal yang cukup untuk pergi dan meninggalkan nafkah bagi keluarga yang ditinggalkan), fisik (sehat dan kuat untuk menempuh perjalanan dan melaksanakan ritual haji), dan keamanan dalam perjalanan.

Haji adalah puncak dari ibadah seorang Muslim, yang melambangkan:

  • Persatuan Umat Islam: Jutaan Muslim dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat, mengenakan pakaian ihram yang seragam, tanpa memandang status sosial, ras, atau kebangsaan, menunjukkan persatuan dan kesetaraan di hadapan Allah.
  • Mengikuti Jejak Para Nabi: Haji meneladani perjalanan dan perjuangan para Nabi terdahulu, khususnya Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW.
  • Pengorbanan: Haji membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, dan harta.
  • Penyucian Diri: Haji mabrur (haji yang diterima) dijanjikan menghapuskan dosa-dosa masa lalu, seolah-olah baru dilahirkan kembali.

Meskipun rukun terakhir, Haji menjadi cita-cita setiap Muslim yang merindukan panggilan ke Tanah Suci.

rukun islam

Ingin terus belajar ilmu fiqh dan wawasan Islam kekinian?

Dapatkan update artikel fiqh, kajian, dan wawasan Islam langsung ke email Anda.

Kesimpulan: Rukun Islam sebagai Fondasi Kehidupan Muslim

Memahami apa itu Rukun Islam dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh adalah kewajiban mendasar bagi setiap Muslim. Kelima pilar ini:

  1. Syahadat
  2. Sholat
  3. Zakat
  4. Puasa
  5. Haji (bagi yang mampu

Akan membentuk kerangka praktik keagamaan yang menuntun seorang Muslim menuju kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat serta membentuk karakter seseorang menjadi muslim yang berakhlakul karimah.

Rukun Islam ada berapa? Sekali lagi, ada lima. Masing-masing rukun saling melengkapi dan memiliki peran unik dalam membentuk pribadi Muslim yang taat, disiplin, peduli sosial, dan memiliki hubungan yang kuat dengan Allah SWT. Melaksanakan Rukun Islam bukan hanya menggugurkan kewajiban, tetapi juga menjadi jalan untuk meraih ketenangan jiwa, keberkahan hidup, dan keridaan Allah SWT. 

Semoga kita semua dimampukan untuk senantiasa menjaga dan mengamalkan kelima Rukun Islam ini dalam kehidupan sehari-hari.