Iman kepada malaikat adalah salah satu pilar penting dalam ajaran Islam. Keyakinan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari rukun iman yang enam. Memahami pengertian iman kepada malaikat bukan sekadar mengetahui bahwa mereka ada, tetapi juga mengenal sifat, peran, dan kedudukan mereka dalam pandangan akidah Islam.
Artikel ini akan mengupas tuntas apa yang dimaksud dengan iman kepada malaikat, arti iman kepada malaikat, dan makna iman kepada malaikat, berdasarkan penjelasan dari sumber-sumber Islam, termasuk kutipan ibarat dari kitab klasik yang relevan.
Apa yang Dimaksud dengan Iman kepada Malaikat?
Dalam Islam, iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kokoh akan keberadaan para malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. yang bersifat gaib. Keyakinan ini mencakup pengakuan bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang mulia, diciptakan dari cahaya, serta selalu taat dan patuh pada segala perintah-Nya.
Sebagai rukun iman kedua setelah iman kepada Allah Swt., keyakinan ini bersumber langsung dari ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Tanpa meyakini keberadaan malaikat, keimanan seseorang dianggap belum sah.
Kitab-kitab akidah klasik banyak menjelaskan dasar pengertian iman kepada malaikat. Salah satunya adalah kitab Irsyadul Ibad yang menyatakan:
Ibarat dari Irsyadul Ibad:
واعلم أن الإيمان بالله اعتقاد أنه واحد لا نظير له في ذاته وصفاته ولا شريك له في الألوهية وهي استحقاق العبادة، وأنه قديم لا ابتداء لوجوده، وباقٍ لا انتهاء لأبديته، وبالملائكة اعتقاد أنهم مكرمون لا يعصون الله ما أمرهم، ويفعلون ما يؤمرون صادقون فيما أخبروا به اهـ ارشاد العباد
Terjemahan: “Dan ketahuilah bahwa iman kepada Allah adalah keyakinan bahwa Dia Esa, tidak ada yang serupa dengan-Nya dalam Dzat dan Sifat-sifat-Nya, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ketuhanan (uluhiyah), yaitu hak untuk disembah.
Dan bahwa Dia Qadim (tidak berpermulaan), tidak ada permulaan bagi keberadaan-Nya, dan Baqi'(kekal), tidak ada akhir bagi keabadian-Nya.
Dan (iman) kepada Malaikat adalah keyakinan bahwa mereka adalah makhluk yang dimuliakan, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan mereka melakukan apa yang diperintahkan, serta benar dalam apa yang mereka sampaikan.” Selesai dari Irsyadul Ibad.
Kutipan ini menegaskan bahwa keimanan kepada malaikat adalah keyakinan bahwa mereka adalah makhluk yang dimuliakan, selalu taat, dan benar dalam penyampaian.
Dalil Iman kepada Malaikat dalam Al-Qur’an
Perintah beriman kepada malaikat dalam Al-Qur’an disebutkan di banyak ayat. Di antaranya adalah firman Allah Swt. dalam Surah Al-Baqarah ayat 285:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Terjemahan: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (QS An-Nisa: 136).
Juga firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 285:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Terjemahan: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata): “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat kembali.” (QS Al-Baqarah: 285).
Ayat-ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa iman kepada malaikat adalah kewajiban dan ciri orang-orang yang beriman. Selain Al-Qur’an, terdapat pula banyak hadis tentang malaikat yang menjelaskan lebih jauh mengenai keberadaan dan tugas-tugas mereka.
Sifat-sifat Malaikat: Makhluk Taat Ciptaan Allah
Salah satu aspek penting dari pengertian iman kepada malaikat adalah memahami sifat dasar mereka. Mereka adalah malaikat dalam Islam, makhluk malaikat diciptakan dari cahaya (meskipun ibarat di bawah tidak secara eksplisit menyebutkan cahaya, ini adalah keyakinan umum dalam Islam), dan sifat mereka sangat berbeda dengan manusia dan jin.
Kitab Nuruddholam menjelaskan beberapa sifat Malaikat secara rinci:
Ibarat dari Nuruddholam syarah Aqidatul Awam:
ولمَلَكُ الذي بلا أَبٍ وَأُمْ…لا أَكْلَ لا شُرْبَ ولا نومَ لهمْ
أي يجب على كل مكلف أن يعتقد أن الملائكة عليهم السلام خلقهم الله من غير واسطة أب ولا أم، فليسوا رجالاً ولا نساءً ولا خناثى، فمن اعتقد ذكورتهم كان مبتدعاً فاسقاً وفي كفره قولان، ومن اعتقد أنوثتهم كان كافراً بالإجماع؛ لأن الذكورة أشرف من الأنوثة، وقد بيَّن الله تعالى كفر من اعتقد أنوثة الملائكة بقوله تعالى: {وَجَعَلُوا المَلائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا} ، أي واعتقدهم الكافرون إناثاً، وأولى بالكفر من اعتقد خنوثتهم لمزيد التنقيص.
وهم غير الجن لا رجال ولا نساء، ولا يأكلون ولا يشربون، ولا ينامون ولا يتناكحون، ولا يتوالدون، ولا تكتب أعمالهم لأنهم الكُتَّابُ، ولا يحاسبون لأنهم الحُسَّابُ، ولا توزن أعمالهم لأنهم لا سيئات لهم، ويحشرون مع الجن والإنس يشفعون في عصاة بني آدم، ويراهم المؤمنون في الجنة، ويدخلون الجنة ويتناولون النعمة فيها بما شاء الله، كذا قاله السحيمي والباجوري, وقال بعضهم تبعاً لمجاهد: إنهم لا يأكلون فيها ولا يشربون ولا ينكحون، وإنهم يكونون فيها كما كانوا في الدنيا، ورده السحيمي بقوله: وهذا يقتضي أن الحور والولدان كذلك. اه اهـ نور الظلام
Terjemahan: “Dan malaikat itu yang tanpa ayah dan ibu… tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur bagi mereka. Maksudnya, wajib atas setiap mukallaf (orang yang baligh dan berakal) untuk meyakini bahwa para Malaikat ‘alaihimussalam diciptakan oleh Allah tanpa perantara ayah dan ibu, jadi mereka bukanlah laki-laki, bukan pula perempuan, dan bukan khunsa (hermaprodit).
Maka barangsiapa meyakini mereka berjenis kelamin laki-laki, dia adalah ahli bid’ah dan fasiq, dan mengenai kekafirannya ada dua pendapat. Dan barangsiapa meyakini mereka berjenis kelamin perempuan, dia adalah kafir berdasarkan ijmak (konsensus ulama); karena jenis kelamin laki-laki lebih mulia daripada jenis kelamin perempuan, dan Allah Ta’ala telah menjelaskan kekafiran orang yang meyakini jenis kelamin perempuan bagi Malaikat dengan firman-Nya Ta’ala:
{Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Ar-Rahman, perempuan} (QS. Az-Zukhruf: 19), yaitu, dan orang-orang kafir meyakini mereka sebagai perempuan.
Dan lebih utama untuk dianggap kafir adalah orang yang meyakini mereka sebagai khunsa karena lebih merendahkan lagi. Mereka berbeda dengan jin, bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan dan tidak minum, tidak tidur dan tidak menikah, serta tidak beranak-pinak.
Amal perbuatan mereka tidak dicatat karena merekalah para pencatat (amal manusia), dan mereka tidak dihisab karena merekalah para penghisab amal (manusia), dan amal perbuatan mereka tidak ditimbang karena mereka tidak memiliki keburukan (dosa).
Mereka akan dikumpulkan bersama jin dan manusia, mereka akan memberi syafaat bagi orang-orang yang durhaka dari Bani Adam, orang-orang mukmin akan melihat mereka di surga, dan mereka akan masuk surga dan menikmati nikmat di dalamnya sesuai dengan kehendak Allah, demikian dikatakan oleh As-Suhaimi dan Al-Bajuri.
Dan sebagian ulama berkata mengikuti Mujahid: Sesungguhnya mereka (malaikat) tidak makan, tidak minum, dan tidak menikah di dalamnya (surga), dan mereka akan berada di sana sebagaimana mereka berada di dunia. Dan pendapat ini dibantah oleh As-Suhaimi dengan perkataannya: ‘Dan ini mengimplikasikan bahwa bidadari (hur) dan anak-anak muda (wildan) juga demikian,’ (yang mana itu bertentangan).” Selesai dari Nuruddholam.
Dari ibarat ini, kita dapat menarik beberapa sifat malaikat:
- Diciptakan Tanpa Orang Tua: Mereka tidak berproses biologis seperti manusia atau jin.
- Tidak Berjenis Kelamin: Mereka bukan laki-laki, perempuan, atau khunsa. Keyakinan bahwa mereka berjenis kelamin tertentu bisa mengarah pada kesesatan, bahkan kekafiran, seperti yang terjadi pada orang kafir yang menganggap malaikat perempuan untuk merendahkan mereka (QS Az-Zukhruf: 19).
- Tidak Membutuhkan Kebutuhan Fisik: Mereka tidak makan, minum, tidur, menikah, atau beranak-pinak. Ini berbeda dengan kebutuhan perbedaan malaikat dengan jin dan manusia.
- Tidak Memiliki Nafsu: Berbeda dengan manusia dan jin yang memiliki hawa nafsu, malaikat selalu taat dan tidak memiliki keinginan untuk mendurhakai Allah.
Peran dan Fungsi Malaikat dalam Kehidupan dan Akhirat
Malaikat memiliki berbagai tugas mulia yang diberikan oleh Allah Swt. Mereka adalah makhluk gaib yang menjalankan fungsi-fungsi penting di alam semesta ini. Beberapa perannya meliputi:
- Fungsi malaikat sebagai pembawa wahyu: Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul.
- Malaikat sebagai pencatat amal manusia: Ada malaikat (Rakib dan Atid) yang ditugaskan mencatat setiap perkataan dan perbuatan manusia, baik yang baik maupun yang buruk. Hal ini disebutkan dalam ibarat Nuruddholam bahwa amal mereka tidak dicatat karena merekalah yang mencatat amal kita.
- Malaikat penjaga surga dan neraka: Ada malaikat yang ditugaskan menjaga pintu-pintu surga dan neraka, seperti Malaikat Malik penjaga neraka.
- Malaikat yang mengurus berbagai fenomena alam: Seperti Malaikat Mikail yang mengurus rezeki dan hujan, serta Malaikat Israfil yang meniup sangkakala.
- Malaikat yang mencabut nyawa: Malaikat Izrail dan pengikutnya.
- Malaikat yang menanyai di alam kubur: Munkar dan Nakir.
- Pemberi Syafaat: Dalam ibarat Nuruddholam disebutkan bahwa Malaikat akan memberi syafaat bagi orang-orang berdosa dari Bani Adam di akhirat.
- Penghuni Surga: Orang-orang mukmin akan melihat malaikat di surga, dan Malaikat pun akan masuk surga dan menikmati nikmat di dalamnya sesuai kehendak Allah. Ini menunjukkan keberadaan malaikat dalam akidah Islam tidak hanya terbatas pada alam dunia fana ini.
Perilaku Beriman kepada Malaikat dalam Kehidupan Sehari-hari
Iman kepada malaikat bukan sekadar keyakinan teoretis, tetapi memiliki pengaruh besar pada pengaruh iman kepada malaikat dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan kehadiran malaikat yang selalu mengawasi, mencatat, dan menjalankan perintah Allah mendorong seseorang untuk berperilaku lebih baik.
Contoh perilaku beriman kepada malaikat meliputi:
- Merasa diawasi oleh Malaikat Rakib dan Atid, sehingga termotivasi untuk berkata dan berbuat baik serta menjauhi maksiat.
- Meningkatkan rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang diatur oleh Malaikat Mikail.
- Memiliki ketenangan karena yakin ada malaikat penjaga yang melindungi atas izin Allah.
- Tidak merasa sendirian, karena ada malaikat yang menyertai, bahkan mendoakan kebaikan bagi orang mukmin.
- Berhati-hati dalam setiap tindakan karena tahu Malaikat Izrail bisa datang kapan saja untuk mencabut nyawa.
- Menjauhi perbuatan syirik dan bid’ah agar tidak dibenci oleh malaikat rahmat.
Cara mengamalkan iman kepada malaikat adalah dengan selalu mengingat kehadiran mereka, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta berdoa memohon perlindungan dan syafaat mereka (tentunya syafaat dengan izin Allah). Iman ini juga termasuk dalam iman kepada makhluk ghaib lainnya seperti jin dan hari akhir.
Pentingnya Iman kepada Malaikat dan Hikmah di Baliknya
Pentingnya iman kepada malaikat dalam Islam sangat mendasar. Ia adalah rukun iman yang tanpanya keimanan seseorang tidak sah. Keyakinan ini mengukuhkan tauhidullah karena menunjukkan keagungan Allah yang menciptakan makhluk gaib seperti malaikat untuk menjalankan tugas-tugas-Nya.
Ada banyak hikmah beriman kepada malaikat dan faidah iman kepada malaikat, di antaranya:
- Meningkatkan rasa takut dan harap kepada Allah, karena Malaikat selalu mencatat amal baik dan buruk kita.
- Mendorong kita untuk selalu berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan.
- Menyadari kekuasaan Allah Swt. yang menciptakan makhluk sedemikian agung dan taat.
- Menambah rasa syukur atas penjagaan dan perlindungan Allah melalui Malaikat.
- Memberikan ketenangan jiwa karena mengetahui ada makhluk yang selalu mendoakan kebaikan bagi orang-orang beriman.
- Menambah keyakinan akan adanya Hari Pembalasan, Surga, dan Neraka, yang dijaga dan diurus oleh para Malaikat.
Dengan memahami pengertian iman kepada malaikat secara mendalam dan mengamalkannya dalam kehidupan, seorang Muslim akan merasakan pengaruh positif yang besar, menjadikan dirinya lebih dekat dengan Allah dan lebih termotivasi untuk beramal saleh. Keyakinan ini adalah bukti penerimaan terhadap perkara gaib yang diajarkan dalam agama, memantapkan langkah menuju keridaan Allah Swt.
Muḥammad bin ʿUmar Nawawī al-Jāwī al-Bantanī, Nūr al-Ẓalām Sharḥ Manẓūmah ʿAqīdah al-ʿAwām, 1st ed. (n.p.: Dār al-Ḥāwī, 1996), 69, accessed October 19, 2019, https://ketabonline.com/ar/books/102632.
Zainuddin bin ʿAbd al-ʿAzīz bin Zainuddin Ibn ʿAlī bin Aḥmad al-Maʿbarī al-Malībārī al-Hindī, Irsyād al-ʿIbād ilā Sabīl ar-Rashād (n.p.: n.p., n.d.), 5, accessed October 19, 2019, https://ketabonline.com/ar/books/19650.