Rukun Syahadat: Pilar dalam Rukun Islam Pertama. Source: pexels.com
Rukun Syahadat: Pilar dalam Rukun Islam Pertama. Source: pexels.com

Rukun Syahadat: Pilar dalam Rukun Islam Pertama

Dalam bangunan megah ajaran Islam, terdapat lima pilar utama yang menjadi fondasi bagi setiap Muslim. Pilar pertama, sekaligus yang terpenting, adalah rukun syahadat. Syahadat bukanlah sekadar ucapan lisan, melainkan sebuah deklarasi keyakinan yang mendalam, membedakan seorang Muslim dari non-Muslim, dan menjadi gerbang masuk ke dalam agama Allah SWT. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai rukun syahadat, mulai dari pengertian, komponen, makna, hingga hal yang membatalkan syahadat.

Pengertian Rukun Syahadat dan Kedudukannya dalam Islam

Rukun syahadat secara bahasa, rukun berarti “pilar” dan shahadah atau syahadat berarti “persaksian” atau “kesaksian”. Dalam konteks syariat Islam, syahadat adalah persaksian seorang Muslim bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Ini adalah inti dari ajaran Islam, yaitu tauhid (mengesakan Allah) dan risalah (menerima kerasulan dan kenabian Muhammad SAW).

Dengan demikian rukun syahadat adalah pilar utama yang tidak boleh diabaikan dalam sebuah kesaksian atau keyakinan atas ketuhanan Allah dan kerasulan Muhammad SAW.

Apa Arti dari Syahadat?

Rukun Syahadat: Pilar dalam Rukun Islam Pertama. Source: pexels.com
Rukun Syahadat: Pilar dalam Rukun Islam Pertama. Source: pexels.com

Secara harfiah, arti dari syahadat adalah “kesaksian”. Namun, makna yang terkandung di dalamnya jauh lebih luas. Syahadat bukan hanya mengakui keberadaan Allah dan kenabian Muhammad SAW, tetapi juga implikasi dari pengakuan tersebut, yaitu ketaatan dan kepatuhan penuh kepada segala perintah Allah dan Rasul-Nya. Ini adalah komitmen seumur hidup untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam.

Kedudukan Syahadat sebagai Pilar Islam

Syahadat menempati posisi sentral sebagai pilar pertama dari Lima Rukun Islam. Ini menunjukkan bahwa pengakuan keimanan adalah langkah awal dan paling fundamental sebelum menjalankan rukun-rukun lainnya seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. 

Tanpa syahadat yang memenuhi syarat, amalan-amalan lainnya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Syahadat adalah kunci surga, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadis Nabi SAW.

Syahadatain: Dua Kalimat Kunci Keimanan

Istilah “syahadatain” merujuk pada “dua kalimat syahadat”. Mengapa dua? Karena persaksian keimanan dalam Islam terdiri dari dua bagian yang tak terpisahkan. Syahadatain terdiri dari dua kalimat utama yang harus diucapkan, dipahami, dan diyakini sepenuh hati oleh setiap Muslim. Kedua kalimat ini adalah:

Syahadat Tauhid: Persaksian Keesaan Allah

Kalimat pertama adalah Syahadat Tauhid, yaitu:

“أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ”

(Asyhadu an la ilaha illallah)

Syahadat Tauhid artinya “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah”. Ini adalah inti dari ajaran Islam, menegaskan keesaan Allah SWT dalam segala aspek: dalam Rububiyah (penciptaan, kepemilikan, pengaturan alam semesta), Uluhiyah (hak mutlak untuk disembah), dan Asma wa Sifat (nama dan sifat-sifat-Nya yang sempurna). Persaksian ini menolak segala bentuk kemusyrikan, penyembahan kepada selain Allah, atau menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. 

Syahadat Rasul: Persaksian Kerasulan Nabi Muhammad SAW

Kalimat kedua adalah Syahadat Rasul, yaitu:

“وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ”

(Wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah)

Kalimat ini berarti “Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Persaksian ini mengandung makna bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba Allah yang dipilih untuk menyampaikan wahyu-Nya (Al-Qur’an) dan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia. 

Baca juga: Memahami Rukun Islam: Lima Pilar Utama Ajaran Islam

Mengamalkan syahadat rasul berarti menerima semua ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, mentaati perintahnya, menjauhi larangannya, membenarkan beritanya, dan meneladani semua perilakunya.

Syahadatain Terdiri Dari Apa Saja?

Sebagaimana dijelaskan, syahadatain terdiri dari dua kalimat fundamental:

  •  Kalimat Syahadat Tauhid: Persaksian bahwa hanya Allah satu-satunya Zat yang berhak disembah.
  • Kalimat Syahadat Rasul: Persaksian bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang wajib diikuti ajarannya.

Kedua kalimat ini tidak bisa dipisahkan. Mengakui keesaan Allah tanpa menerima kenabian Muhammad SAW tidak menjadikan seseorang Muslim. Begitu pula sebaliknya, mengakui kenabian Muhammad SAW tanpa mengakui keesaan Allah juga tidak sah. Inilah pentingnya memahami syahadat tauhid dan syahadat rasul sebagai satu kesatuan yang utuh.

Makna Mendalam Rukun Syahadat dalam Kehidupan Muslim

Mengucapkan rukun syahadat dengan lisan belumlah cukup dalam pandangan Allah, meskipun dalam hukum dunia ia akan diperlakukan sebagai seorang muslim. Makna syahadat harus meresap ke dalam hati dan tercermin dalam seluruh aspek kehidupan. Menghayati syahadat memiliki dampak yang sangat besar:

Pondasi Aqidah dan Amalan

Syahadat adalah fondasi dari seluruh keyakinan (aqidah) dan amalan ibadah seorang Muslim. Keyakinan tentang keesaan Allah dan kenabian Muhammad SAW menjadi landasan mengapa seorang Muslim shalat, berpuasa, berzakat, dan berhaji. Semua ibadah dilakukan hanya karena mentaati Allah dan mengikuti tuntunan Rasul-Nya.

Pembeda antara Muslim dan Non-Muslim

Syahadat adalah batas pemisah antara seorang Muslim dan orang yang bukan Muslim. Seseorang yang ingin masuk Islam harus mengucapkan syahadat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Setelah itu, barulah ia memiliki kewajiban menjalankan rukun Islam lainnya.

Pengaruh Syahadat dalam Akhlak

Syahadat yang dihayati dengan benar akan membentuk karakter dan akhlak seorang Muslim. Keyakinan bahwa Allah Maha Melihat menumbuhkan rasa muraqabah (merasa selalu dipantau Allah) sehingga terhindar dari perbuatan dosa. Mengikuti ajaran Rasulullah SAW akan membentuk pribadi yang jujur, amanah, penyayang, dan berbudi pekerti luhur.

rukun syahadat

Ingin terus belajar ilmu fiqh dan wawasan Islam kekinian?

Dapatkan update artikel fiqh, kajian, dan wawasan Islam langsung ke email Anda.

Hal-Hal yang Membatalkan Syahadat

Sama halnya dengan ibadah lain, terdapat hal yang membatalkan syahadat. Ini berarti, meskipun seseorang pernah mengucapkan syahadat, perbuatan atau keyakinan tertentu dapat merusak atau membatalkan keislamannya. 

Penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui hal yang membatalkan syahadat agar terhindar darinya. Beberapa di antaranya adalah:

Syirik

Ini adalah dosa terbesar dalam Islam, yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, baik dalam hal ibadah, keyakinan, maupun ketaatan. Contohnya menyembah berhala, meyakini ada kekuatan lain selain Allah yang bisa mendatangkan manfaat atau mudarat, atau beribadah kepada selain-Nya. Syirik secara langsung membatalkan syahadat tauhid.

Mengingkari Rukun Iman Lainnya

Islam memiliki enam rukun iman: iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada serta qadar. Mengingkari salah satu dari rukun iman ini sama saja dengan mendustakan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sehingga membatalkan rukun syahadat.

Mencemooh Agama atau Rasul

Menghina, mencemooh, atau merendahkan Allah, Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW, atau ajaran Islam secara keseluruhan adalah perbuatan kufur yang membatalkan syahadat. Ini menunjukkan ketiadaan penghormatan dan pengingkaran terhadap apa yang terkandung dalam syahadat tauhid dan syahadat rasul.

Ragu terhadap Kebenaran Islam

Keraguan yang kuat dan menetap terhadap kebenaran ajaran Islam, keesaan Allah, atau kenabian Muhammad SAW, setelah kebenaran itu sampai kepadanya, dapat membatalkan syahadat. Iman harus dibangun di atas keyakinan yang kokoh, bukan keraguan.

Semua hal yang membatalkan syahadat juga biasa disebut dengan murtad. Murtad merupakan istilah umum untuk seseorang yang meninggalkan Islam dan memilih agama lain atau tidak beragama sama sekali. Murtad secara otomatis membatalkan rukun syahadat yang pernah diucapkannya.

Penting untuk dicatat bahwa hal yang membatalkan syahadat ini adalah perkara serius yang memerlukan pemahaman mendalam dan kehati-hatian. Jika seseorang terjerumus ke dalamnya, ia perlu kembali mengucapkan syahadat dan bertaubat kepada Allah SWT.

Menghayati dan Mengamalkan Rukun Syahadat

Mengucapkan rukun syahadat adalah langkah awal. Perjalanan keimanan selanjutnya adalah menghayati makna syahadat dalam setiap tarikan napas dan mengamalkannya dalam setiap langkah kehidupan. Ini berarti:

 * Menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan ibadah.

 * Menjadikan ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup.

 * Berusaha keras untuk menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya.

 * Mengisi hidup dengan amal saleh yang diridhai Allah.

 * Senantiasa memperbaharui keimanan dengan belajar agama dan berzikir.

Menghayati arti dari syahadat akan memberikan ketenangan hati, kekuatan dalam menghadapi cobaan, dan tujuan hidup yang jelas.

Kesimpulan

Rukun syahadat adalah pilar fundamental dalam Islam, sebuah deklarasi keimanan yang terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat rasul. Syahadatain terdiri dari persaksian atas keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. 

Memahami arti dari syahadat bukan hanya menghafal lafaznya, tetapi meresapi maknanya dan mengamalkannya dalam kehidupan. Setiap Muslim wajib menjaga keimanannya dari hal yang membatalkan syahadat agar tetap berada di jalan yang lurus. Semoga Allah SWT senantiasa menguatkan keimanan kita dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang istiqamah di atas rukun syahadat hingga akhir hayat.